Rabu, 26 Agustus 2009

Teroris Bukan Mujahid dan Bukan Pula Mujtahid!


Kaum muslimin, semoga Allah membimbing kita di atas jalan-Nya yang lurus. Di hari-hari ini kita bisa melihat dengan mata kepala kita, bagaimana sejarah perjuangan umat Islam kembali dinodai oleh ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan Islam dan jihad. Dengan seenaknya mereka melakukan tindak pengeboman, penghancuran, serta berupaya untuk mengacaukan ketentraman negeri kaum muslimin dengan kedok jihad dan ijtihad. Padahal Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari apa yang mereka lakukan.

Alangkah cocok sebuah bait syair yang menggambarkan keadaan orang-orang seperti mereka,

Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila
Namun, malang. Ternyata Laila tidak mengiyakan omongan mereka

Begitulah kurang lebih keadaan mereka. Dengan tanpa malu-malu, mereka mengaku sebagai barisan mujahidin dan menobatkan diri sebagai mujtahid. Bagaimana mungkin orang yang gemar menebar kekacauan dan kerusakan di atas muka bumi dengan membunuh nyawa tanpa hak layak untuk disebut sebagai mujahid, apalagi dinobatkan sebagai mujtahid? Allahul musta’an! Di manakah akal mereka?

Orang-orang yang salah sangka

Saudaraku sekalian, marilah kita renungkan barang sejenak fenomena yang menyayat hati ini. Para pemuda yang jahil/tidak mengerti syari’at Islam dengan mudahnya ditipu oleh mujahid dan mujtahid gadungan. Sehingga akhirnya nyawa mereka sendiri pun mereka relakan -dengan aksi bom bunuh diri- untuk memperjuangkan apa yang mereka kira sebagai sebuah jihad dan pengorbanan untuk agama. Aduhai, alangkah malang nasib mereka. Tidakkah mereka ingat akan sebuah firman Allah yang menceritakan keadaan orang-orang seperti mereka, yang bersusah payah melakukan suatu usaha dan menyangka telah mempersembahkan sesuatu yang terbaik bagi agamanya. Padahal kenyataannya mereka adalah orang yang paling merugi amalnya. Allah ta’ala berfirman,

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Katakanlah: Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi amalnya. Yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya di dunia sementara mereka mengira telah melakukan sesuatu kebaikan dengan sebaik-baiknya.” (Qs. al-Kahfi: 103-104)

Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan riwayat dari Ali bin Abi Thalib, ad-Dhahhak dan para ulama lainnya bahwa golongan yang termasuk dalam cakupan ayat ini adalah kaum Haruriyah/Khawarij. Meskipun ayat ini juga mencakup celaan bagi Yahudi dan Nasrani. Sehingga Ibnu Katsir menyimpulkan, “Sesungguhnya ayat ini berlaku umum bagi siapa saja yang beribadah kepada Allah namun tidak di atas jalan yang diridhai Allah. Dia menyangka bahwa dia berada di pihak yang benar dan amalnya akan diterima. Padahal, sebenarnya dia adalah orang yang bersalah dan amalnya tertolak.” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [5/151-152])

Haram bicara agama tanpa ilmu!

Saudaraku sekalian, sesungguhnya kemuliaan Islam ini akan ternoda tatkala orang yang bukan ahlinya berbicara tentang sesuatu yang menyangkut ajaran agama. Tidakkah kita ingat firman Allah ta’ala,

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, itu semua pasti akan dimintai pertanggungjawabannya.” (Qs. al-Isra’: 36)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah angkat bicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah)

Ruwaibidhah bukanlah mujtahid. Mujtahid berbicara dengan ilmu, sedangkan Ruwaibidhah berbicara dan berfatwa dengan kejahilan/kebodohan mereka. Perhatikanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ

“Apabila seorang hakim hendak memutuskan sesuatu lalu berijtihad kemudian benar maka dia memperoleh dua pahala. Adapun apabila dia akan memutuskan sesuatu lalu berijtihad kemudian tersalah maka dia akan memperoleh satu pahala.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-I’tisham bil Kitab wa Sunnah dari Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhu)

al-Hafizh Ibnu Hajar menukil keterangan dari Ibnul Mundzir, beliau mengatakan, “Seorang hakim yang tersalah itu mendapat pahala sesungguhnya hanyalah apabila dia adalah seorang alim/yang berilmu tentang ijtihad kemudian dia pun berijtihad. Adapun apabila dia bukanlah seorang yang alim/berilmu maka dia tidak mendapatkan pahala.” Bahkan apabila dia nekad memutuskan dan mengeluarkan fatwa tanpa ilmu maka dia berdosa, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar sebelum menukil ucapan Ibnul Mundzir di atas. Beliau juga menukil keterangan dari al-Khatthabi bahwa seorang yang berijtihad akan diberi pahala jika dirinya memang telah memiliki alat-alat/ilmu untuk berijtihad. Orang seperti itulah yang apabila tersalah masih bisa diberi toleransi (lihat Fath al-Bari [13/364])

Syaikh Muhammad bin Husain al-Jizani mengatakan, “Ijtihad tidak boleh dilakukan kecuali oleh seorang yang faqih/ahli hukum agama yang mengetahui dalil-dalil dan tata cara menarik kesimpulan hukum darinya, sebab melakukan penelitian terhadap dalil-dalil tidak mungkin dilakukan -dengan benar- kecuali oleh orang yang memang ahli di dalam bidangnya.” (Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hal. 470).

Terlebih lagi, untuk berijtihad ada syarat-syaratnya yang tidak sembarang orang bisa memenuhinya. Di antaranya adalah: [1] Memahami seluk beluk sumber hukum yaitu al-Kitab, as-Sunnah, Ijma’, Qiyas, dsb. [2] Memahami bahasa Arab [3] Mengetahui maksud dari ungkapan umum dan khusus dalam bahasa Arab, muthlaq dan muqayyad. Bisa membedakan antara nash, zhahir, dan mu’awwal. Mujmal dan mubayyan. Manthuq dan mafhum, dsb [4] Dia harus mengerahkan segenap kemampuannya dalam mengambil kesimpulan hukum, tidak boleh setengah-setengah. Itu adalah sebagian syarat yang terkait dengan orangnya. Masih ada lagi syarat lain yang terkait dengan perkara yang menjadi objek ijtihad, di antaranya: bukan dalam perkara yang sudah ada dalil tegasnya, dalil yang ada dalam perkara tersebut memang masih membuka ruang -tidak dipaksakan- yang memungkinkan adanya perbedaan penafsiran, dsb (lebih lengkap baca di Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hal. 479-484).

Berbuat dosa kok mengharap pahala?

Di manakah letak ilmu pada diri orang yang melakukan bom bunuh diri dan menyuruh orang lain untuk bunuh diri? Padahal Allah ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah Maha menyayangi kalian.”(Qs. an-Nisaa’: 29)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu alat/senjata maka dia akan disiksa dengannya kelak pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Tsabit bin ad-Dhahhakradhiyallahu’anhu, ini lafaz Muslim)

Ketika mengomentari ulah sebagian orang yang nekad melakukan bom bunuh diri dengan alasan untuk menghancurkan musuh, maka Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Hanya saja kami katakan, orang-orang itu yang kami dengar melakukan tindakan tersebut, kami berharap mereka tidak disiksa seperti itu sebab mereka adalah orang-orang yang jahil/bodoh dan melakukan penafsiran yang keliru. Akan tetapi, tetap saja mereka tidak memperoleh pahala, dan mereka bukan orang-orang yang syahid dikarenakan mereka telah melakukan sesuatu yang tidak diijinkan oleh Allah, akan tetapi mereka telah melakukan apa yang dilarang oleh-Nya.” (Syarh Riyadh as-Shalihin, dinukil dari al-Kaba’ir ma’a Syarh Ibnu Utsaimin, hal. 109)

Di manakah letak ilmu pada diri orang yang membunuh nyawa orang kafir tanpa hak? Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Barang siapa yang membunuh seorang kafir yang terikat perjanjian -dengan kaum muslimin atau pemerintahnya- maka dia tidak akan mencium bau surga. Sesungguhnya baunya itu akan tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Jizyah dan Kitab ad-Diyatdari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, lafaz ini ada di dalam Kitab al-Jizyah)

al-Munawi menjelaskan bahwa ancaman yang disebutkan di dalam hadits ini merupakan dalil bagi para ulama semacam adz-Dzahabi dan yang lainnya untuk menegaskan bahwa perbuatan itu -membunuh kafir mu’ahad- termasuk kategori dosa besar. Meskipun seorang muslim tidak mesti dihukum bunuh sebagai akibat dari kejahatan itu (Faidh al-Qadir [6/251] as-Syamilah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حتَّى يَشْهَدُوا أنْ لا إلَهَ إلاَّ الله، وأَنَّ مُحَمَّداً رسولُ اللهِ، ويُقيموا الصَّلاةَ ، ويُؤْتُوا الزَّكاةَ ، فإذا فَعَلوا ذلكَ ، عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءهُم وأَموالَهُم، إلاَّ بِحَقِّ الإسلامِ ، وحِسَابُهُم على اللهِ تَعالَى

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayarkan zakat, apabila mereka telah melakukannya maka terjagalah darah dan harta mereka dariku kecuali dengan alasan haq menurut Islam, dan hisab mereka terserah pada Allah ta’ala.”(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma)

Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullah menerangkan bahwa di dalam kata-kata “apabila mereka telah melakukannya maka terjagalah darah dan harta mereka dariku” terdapat dalil yang menunjukkan bahwa orang kafir itu hartanya boleh diambil dan darahnya boleh ditumpahkan. Dan orang yang dimaksud di dalam hadits ini adalah kafir harbi, yaitu orang kafir yang sedang terlibat peperangan dengan pasukan kaum muslimin. Oleh sebab itu misalnya jika anda mengambil harta seorang kafir harbi maka tidak ada hukuman bagi anda. Adapun orang kafir mu’ahad, kafir musta’man dan kafir dzimmi -ketiganya bukan kafir harbi,pen- maka mereka semua tidak boleh diperangi (lihat Syarah Arba’in, hal. 63)

Berjihadlah!

Ketahuilah saudaraku, sesungguhnya seorang mujahid sejati adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya untuk melakukan ketaatan kepada Allah -termasuk di dalamnya memerangi orang kafir dengan cara yang benar-, bukan dengan melakukan perbuatan dosa dan pelanggaran. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ

“Orang yang berjihad adalah orang yang berjuang menundukkan dirinya dalam ketaatan kepada Allah.” (HR. Ahmad dari Fadhalah bin Ubaid radhiyallahu’anhu dinilai sahih oleh al-Albani dalamas-Shahihah [549] as-Syamilah)

Tanyakanlah kepada dirimu: Bukankah Nabi melarang membunuh orang kafir tanpa hak? Bukankah kita wajib taat kepada beliau? Bukankah ketaatan kepada Nabi itu pada hakikatnya merupakan ketaatan kepada Allah? Lalu dengan alasan apa kita menghalalkan darah yang diharamkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk ditumpahkan? Apakah kita merasa berada di atas agama yang lebih baik dan lebih hebat daripada agama yang diajarkan oleh Rasulullah? Jawablah wahai orang-orang yang masih memiliki akal dan hati nurani!

Sejak kapan membunuh orang kafir tanpa hak disebut jihad? Sejak kapan meledakkan gedung-gedung umum yang menimbulkan jatuhnya korban tanpa pandang bulu disebut sebagai jihad? Tanyakanlah kepada mereka yang sok menjadi mujtahid dan membolehkan ‘jihad’ ala teroris semacam itu: ijtihad ulama manakah yang membolehkan seorang muslim membunuh dirinya dan meledakkan bangunan umum yang berakibat melayangnya nyawa-nyawa tak bersalah? Atau barangkali yang mereka sebut sebagai ulama mujtahid itu memang bukan ulama alias Ruwaibidhah? Waspadalah -wahai para pemuda- dari tipu daya, silat lidah, dan penampilan mereka!

Ingatlah, sesungguhnya jihad yang diridhai Allah adalah jihad di jalan-Nya yang lurus, bukan di jalan yang menyimpang. Allah ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Orang-orang yang sungguh-sungguh berjuang/berjihad di jalan Kami niscaya Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik/ihsan.” (Qs. al-’Ankabut: 69)

al-Baghawi menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata tentang tafsiran ayat ini, “Yaitu orang-orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh di dalam ketaatan kepada Kami niscaya Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan untuk meraih pahala dari Kami.” (Ma’alim at-Tanzil [6/256] as-Syamilah)

Maka marilah kita berjihad di atas ketaatan, bukan di atas kedurhakaan!

Hati-hatilah dari al-Qa’adiyah masa kini!

al-Qa’adiyah merupakan salah saktu sekte Khawarij yang memiliki ideologi Khawarij, hanya saja mereka tidak memilih sikap memberontak. Meskipun demikian, mereka menganggap pemberontakan sebagai perkara yang baik, tidak boleh diingkari, bahkan berpahala! Dengan kata lain -dalam bahasa sekarang- mereka menilai bahwa pemberontakan yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka -dengan menimbulkan kekacauan dan mengancam penguasa; bom bunuh diri dan semisalnya- bukan perkara yang salah, alias hasil ijtihad yang harus dihargai dan layak untuk diberi pahala [?!] Sampai-sampai salah seorang tokoh mereka di negeri ini berkata, “Menurut saya mereka adalah mujahid. Dan apa yang mereka lakukan itu merupakan hasil ijtihad mereka. Walaupun saya tidak sependapat dengan -hasil ijtihad- mereka.” Inilah ucapan gembongnya Khawarij di negeri ini!

Ketika menjelaskan biografi ringkas Imran bin Hitthan -salah seorang perawi hadits yang terseret paham Khawarij- Ibnu Hajar berkata, “al-Qa’adiyah adalah salah satu sekte dari kelompok Khawarij. Mereka berpendapat sebagaimana pendapat Khawarij, namun mereka tidak ikut melakukan pemberontakan. Akan tetapi mereka menghias-hiasi/menilai baik perbuatan itu.” (Hadyu as-Sari, hal. 577). Sebelumnya, Ibnu Hajar juga menukil ucapan Abul Abbas al-Mubarrid, “Imran bin Hitthan adalah gembong kelompok al-Qa’adiyah dari aliran Shafariyah. Dia adalah khathib/orator dan penya’ir di kalangan mereka.” (Hadyu as-Sari, hal. 577). Imran bin Hitthan inilah yang meratapi kematian Abdurrahman bin Muljam -sang pembunuh Ali bin Abi Thalibradhiyallahu’anhu- dengan untaian bait-bait sya’irnya yang heroik. Dikisahkan bahwa pada akhir hidupnya dia kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan paham Khawarij, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Zakariya al-Mushili di dalam Tarikh al-Mushil (lihat Hadyu as-Sari, hal. 577,578, lihat juga Tahdzib at-Tahdzib [8/128] as-Syamilah)

Ibnu Hajar mengatakan,

والقَعَدية الذين يُزَيِّنون الخروجَ على الأئمة ولا يباشِرون ذلك

“al-Qa’adiyah adalah orang-orang yang menghias-hiasi perbuatan pemberontakan kepada para pemimpin -umat Islam- dan mereka tidak ikut terjun langsung dalam tindakan tersebut.” (Hadyu as-Sari, hal. 614 cet Dar al-Hadits)

as-Syahrastani mengatakan,

كل من خرج على الإمام الحق الذي اتفقت الجماعة عليه يُسمى خارجياً سواء كان الخروج في أيام الصحابة على الأئمة الراشدين أو كان بعدهم على التابعين بإحسان والأئمة في كل زمان

“Setiap orang yang memberontak kepada pemimpin yang sah yang disepakati oleh rakyat sebagai pemimpin mereka maka dia disebut sebagai Khariji (kata tunggal dari Khawarij). Sama saja apakah dia melakukan pemberontakan itu di masa sahabat masih hidup kepada para pemimpin yang lurus atau setelah masa mereka yaitu kepada para tabi’in yang senantiasa mengikuti pendahulu mereka dengan baik serta para pemimpin umat di sepanjang masa.” (al-Milal wa an-Nihal [1/28] as-Syamilah)

Salah satu pemikiran Khawarij yang berkembang saat ini -terutama di kalangan sebagian pemuda Islam yang bersemangat tapi tanpa ilmu- adalah pendapat yang membolehkan -tidak harus- untuk memberontak kepada pemimpin muslim yang zalim (lihat mukadimah kitab al-Khawarij wal Fikru al-Mutajjaddid karya Syaikh Abdul Muhsin bin Nashir al-Ubaikan, hal. 6). Sebagaimana pula keterangan semacam ini pernah kami dengar dari perkataan Syaikh Abdul Malik Ramadhani dalam sebuah rekaman video ceramah beliau ketika memberikan pelajaran kitab asy-Syari’ah karya Imam al-Ajurri.

Inilah sekelumit nasihat dan pelajaran bagi kita semua. Semoga masih ada telinga yang mau mendengar dan hati yang masih mau menerima kebenaran. Sebagian sumber tulisan ini kami ketahui dari buku Madarik an-Nazhar fi as-Siyasah karya Syaikh Abdul Malik Ramadhani, serta bukuMereka adalah Teroris susunan Ust. Luqman Ba’abduh, semoga Allah menerima amal kita dan mereka, serta mengampuni dosa kita dan mereka.

Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan karuniakanlah kepada kami ketaatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami yang salah itu salah, dan karuniakanlah kepada kami keteguhan sikap untuk menjauhinya. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Yogyakarta, 17 Sya’ban 1430 H

***

Penulis: Ustadz Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Kirim Komentar




Mohon memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel. Komentar Anda akan kami review dahulu sebelum ditampilkan.

31 Komentar

  • Coba dakwah spt ini masuk ke desa2. Saya yakin banyak pemuda2 desa itu yg tidak akan memilih menjadi pelaku bom bunuh diri. Sayangnya, mereka (para khawarij itu) dalam berdakwah selalu memprovokatori jiwa para pemuda yg karena masih muda, amat semangat tp sayangnya amat labil dan jg ilmunya kurang, jdnya para pemuda itu menerima mentah2 dakwah mereka.

    Sungguh benar, kita harus berilmu dulu sblm beramal. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa2 mereka dan menunjukkan mereka (yg masih hidup) ke jalan yg benar. Sungguh, mereka tidak layak mati muda karena masa depan mereka masih panjang. Mereka adalah generasi penerus bangsa dan umat ini jika mereka kembali ke jalan yg benar.

  • Subhanallah…smga dgn ini bisa membuka mata kaum muslimin utk tdk bersikap phobia thdp Islam…

  • Semoga kita dapat terus menuntut ILMU Agama yang sesuai dengan pemahaman Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, dan orang-orang yang mengikutinya.
    Dan semoga Pak Polisi (DENSUS-88) bisa bekerja dengan kemampuan terbaik mereka untuk memberikan keamanan negeri Indonesia,,,
    (jangan lupa berDo’a Pak Polisi).

  • Subhanallah…informasi yg sangat bermanfaat. Saya izin utk dibagikan kpd teman2.

  • Jazakallahu khairan ustadz
    Semoga saudara-saudara kami yang pro “jihad ala teroris” sudi kiranya membuka sedikit mata hatinya. Semoga dengan sebab membaca artIkel ini mereka mendapatkan hidayah untuk kembali kejalan yang Allah Ta’ala ridhai

  • bagus dan cukup menarik bisa jadi masukan bagi kaum yang pengetahuan agama nya sangat minim.. good luck gooo islam

  • Mohon penjelasan utk syarat berijtihad no 3 ustad : muthlaq,muqayyad,bisa membedakan nash,zhahir & mu’awwal,mujmal &mubayyan,manthuq & mafhum..jzklhn

  • Alhamdulillah..
    mohon izin u sharing dng tmn2 mell FB..
    semoga bermanfaat..
    Jazakummulahu khoiron

  • artikel yang sangat bagus, bolehkan saya sebarkan.

  • Alhamdulillah. Artikel ini sangatlah baik untuk disebarkan untuk memberikan pemahaman yang benar tentang Islam karena selama ini banyak pemuda-pemuda yang haus akan pengetahuan agama dijebak oleh para teroris (Kaum khawarij) dalam memahami Islam khususnya tentang jihad.
    Kaum khawarij tersebut memiliki penampilan yang sangat menipu mirip orang yang sudah mantap betul pemahaman agamanya yang laki-laki berjenggot sedang istrinya berjilbab besar dan bercadar sehingga membuat orang2 yang betul pemahaman agamanya terkena imbasnya yaitu stigma negatif dari lingkungannya bahwa laki2 yang berjenggot dan perempuan yang berjilbab besar dan bercadar dianggap memiliki pemahaman sama dengan kaum khawarij tadi. Hendaknya hal ini segera diluruskan.

  • Allohu yubaarik fiikum jamii’an,moga materi semisal ini memberikan pemahaman kepada orang-orang yang masih saja tidak senang dengan pemimpin(penguasa) mereka.Allohumma ashlih wulaati umuurinaa,

  • Alhamdulillaah….Semoga artikel ini bisa memberikan pemahaman yang benar terhadap orang2 yang masih ragu.Karena selama ini umat islam sendiri seakan terpecah menjadi 2 kelompok.Kelompok yang pro jihad ala teroris dan yang kontra.

    Pengamatan saya pribadi,yang pro kebanyakan adalah orang yang masih dangkal pemahaman terhadap syariat Islam,mereka menganggap darahnya orang kafir adalah halal,itu saja,tanpa ada pemahaman yang lebih mengenahi hal tersebut.Sehingga mereka membenarkan pengeboman tersebut dengan dalih yang menjadi target adalah orang kafir (Amerika).

    Sedangkan orang yang berilmu (Kyai,ulama )yang benar-benar paham dengan syariat Islam menilai lain.Karena mereka paham apa makna jihad sesungguhnya,dan bagaiman cara jihad yang sesuai dengan syariat serta elemen-elemennya.Tidak asal main bunuh-bunuhan walaupun yang mereka bunuh adalah kafir.

    Saya sangat setuju dengan isi artikel ini,Semoga ini bisa menjadi pencerahan bagi kita semua dan bagi orang yang masih ragu dan bingung tentang masalah teroris di negri ini.Dan semoga menjadi amal sholeh bagi penulis artike ini.Terima kasih.Wassalam.

  • lindungi kaum muda bangsa dari pemahaman yang tidak tepat mengenai JIHAD…..salam.

  • assalamualikum
    alhamdulillah,…
    terima kasih atas ilmunya, mohon ijin untuk di unduh dan disebarluaskan. terima kasih
    wassalamualikum

  • assalaamualaikum mas ari..ana sekarang ada cilacap kebetulan pas koas di sini..jujur..ana sedih saat ana membaca suara merdeka terbitan bulan agustus (afwan ana lupa tanggalnya-tapi bisa dicek via website kok)yang mengatakan bahwa akar dari terorisme adalah pemahaman syaikh muhammad bin abdul wahhab..sungguh ana sedih mendengar ini,apalagi dalam tulisan tersebut (yang ditulis oleh mahmudi asyari)..bahwa info ini didapatkan dari mantan kepala BIN..padahal hal itu tidak benar syaikh muhammad bin abdul wahhab tidak pernah mengajarkan sikap khwarij sedemikian..ana marah membaca koran ini..ini adalah suatu fitnah yang sangaat besar..menurut antum..bagaimanakah kita seharusnya bersikap atas berita ini?jazakumullah khairan katsir. wassalaamualaikum

  • Berandal2 teroris dibentuk dan dikembangkan oleh musuh2 tauhid, gembong2 kesyirikan yg tujuan mereka untk menohok dan mencemarkan nama dakwah tauhid. Tapi makar mereka tdk akan berarti apa2 insya ALLOH.

  • Memang betul.. Penjahat2 Khawarij masa kini yg kerjaannya ngebunuhin org muslim&kafir dzimi,muahad adalah musuh tauhid dan Islam.. Melalui tangan2 kotor&mulut2 busuk kaum khawarij tersebut tercorenglah wajah kaum muslimin, terhinalah sunnah2 Rasul, diolok2lah wanita muslimah yg menutup aurat sesuai dgn syar’i, dan dijadikan senjata yg ampuh oleh kaum liberalis radikal & media2 tv,koran utk mencitrakan islam sbg agama teroris.
    Sudah saatnya ahlusunnah bersatu utk melawan kaum khawarij masa kini.

  • Tambahan:
    Bahkan para khawarij teroris tsb sangatlah memusuhi manhaj salaf ahlusunnah&menghina para ulama ahlussunnah dgn hinaan yg buruk, jelek, rendah&jg mengkafirkan pemerintahan kaum muslimin seperti Indonesia, Malaysia,Brunei, Bahkan Saudi Arabia&negara jazirah Arabia.. Sehingga negara2 tsb hrs di bom dgn bom bunuh diri/bom mobil&”mati syahid”..yg lbih celakanya gembong ruwaibidhah di Indonesia mengatakan bahwa ngebom adalah ijtihad mereka(si teroris khawarij) yg bisa benar bisa salah naudzubillah

  • saya minta izin untuk copy artikel yg ada, insyaALLAH tidak ada yg saya kurang/tambah berikut saya cantumkan penulis,saya baru belajar
    trimakasih

  • Janganlah kita terpancing dan ilmu dan pemahaman tentang agama kita ternodai oleh propaganda barat dan musuh2 islam…terorisme dan bom bunuh diri bukanlah cara2 yg diajarkan oleh Rosulullah…itu udah jelas…Qt yg mengerti jgn sampe terpancing oleh istilah2 yg distempkan kepada para pelaku bom bunuh diri dan terorisme….

  • asslamualaikum. situs ini , “muslim.or.id” sangat layak dibaca ditengah merosotnya keinginan belajar ilmu islam sesuai dengan yang diajarkan rasulullah salallahualaihiwasallam. termasuk perihal terorisme ini. alangkah baiknya jika kita mengurangi menonton televisi, baca koran atau majalah yang sebagian besarnya tidak bermanfaat bagi kita. tetapi menggunakan sebagian waktu kita untuk menuntut ilmu islam. Sebelum memvonis sesuatu apakah sesuai islam atau tidak, perbanyaklah bertanya atau menggali ilmu dari sumber-sumber terpercaya. Nah, muslim.or id insya Allah salah satu media terpercaya saat ini. syukron.

  • islam adalah rahmat bagi semesta alam,jadi jangan lah sekali kali kita semua terjebak dalam suatu jaringan jihad yang susah membawakita kembali kejalan yang diridhoi oleh alaah swt,masih banyak jihadyang saya sarankan
    1.mencari nafkah buat anak istri
    2.menyebarkan ajaran islam
    percaya lah wahai saudaraku apa yang telah mereka lakukan dengan cara pemboman itu adalah kesalahan terbesar dalam hidup mereka,mereka membunuh karna dasar kebencian pada suatu bangsa tanpa melihat siapa yang di bunuh nya,ingat kita sama semua bersaudara…………keturunan nabi adam,mungkin kah kita kembali kejalan kesesatan…………………stop jihad yang aneh aneh mari kita pererat tali silaturahmi……….moga allah mengampuni saudara kita yang ter sesat……..amin

  • kasihan para ikwan yang salah sangka…apakah mereka tidak memikirkan nasib keluarga yang mereka tinggalkan dan keluarga yang mereka bunuh….walahualam

  • memang saya tidak setuju dangan cara mereka, tapi mereka lebih punya keberanian untuk mengamalkan apa yang mereka pelajari (walau hanya Allah sajalah yang berhak mengatakan apakah mereka benar atau salah), wahai saudara-saudaraku perlu kalian ingat, didalam diri kalian mengalir darah yang Allah berikan, terdapat jiwa yang Allah tiupkan dan sekarang lihatlah islam kamu sedang dijajah oleh orang orang yahudi yang membunuh nilai nilai islam dalam diri setiap orang muslim, sehingga seorang muslim menjadi asing bahkan takut berislam dengan islam yang sebenarnya…. bangkitlah wahai orang orang yang menganggap muhammad itu rasul Allah. pesan saya jangan malu dan takut berislam karena nabi muhammad tidak pernah malu dan takut dalam berislam…dan wahai orang orang yang berilmu, janganlah kalian menyembunyikan apa yang hak yang datang dari Allah, kalau memang hak maka sampaikanlah walau nyawamu taruhannya…

    assalammualaikum warahmatullah wabarakatuh

  • asslamu’alaikum..
    semoga rahmat allah selalu tercurahkan pada hambanya yang shalih,
    semoga website ini terus mendapat berkat dari allah dan terus
    menebarkan ilmu2 yang yg bener adanya dari alquran dan hadist,
    hingga saat ini aku bingung dengan pemikiran-pemikiran yg di tuliskan website arrahamah.
    mereka mengatakan bom jihad seperti kemarin itu adalah sebuah
    kebenaran,bahkan saat hadir di tv one.mereka lantang mengatakan
    itu adalah kebenaran.lalu seperti apakah pemahaman jihad para
    penulis di web arrahmah?? %^&#@^)% tanya kenapa??
    by.HAMBA MISKIN IMAN.MISKIN ILMU.BANYAK DOSA.SUSAH BNGT MAU TOBAT

  • Bersabar adalah jalan yg lebih baik. Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita umur bukanlah untuk mati sia2, melainkan untuk beribadah kepadaNya dan Insya Allah, Dia akan menghapus dosa2 kita. Bekalilah dan mantapkanlah diri terlebih dulu dengan Qur’an dan Sunnah Rasulullah sebelum kita menjadi mujahid.

    Sungguh kawan, waktunya akan tiba untuk menjadi mujahid. Bersabarlah

  • Untuk ukhti fitria sholeha..
    Pernyataan anti” tp mereka lbh py keberanian mengamalkan apa yang mereka pelajari, walau hanya Allah sajalah yang berhak menetukan apakah mereka benar atau salah” . sekilas kalimt ini terdengar indah tapi sbenarnya menyimpan byk kekeliruan
    1. Seolah2 kalimt diatas merendahkan keberanian berjihad orang yang menentang aksi teroris. Wahai ukhti bukankah ilmu itu sblm amal dan perbuatan? Lantas apa yang pantas diacungi jempol untuk orang jahil tapi sok berani beramal??! Bahkan mengklaim dirinya akan mati syahid??! Bukankah Allah Ta’ala berfirman:
    “katakanlah (muhammad),”apakah perlu Kami beritahukan kpdmu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?” yaitu orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya”.alkahfi:103-104. tahukah anti bahwa ulama ulama salaf yang masyhur, mereka adalah seorang mujahid sejati. Spt syaikhul islam ibn taimiyah, syaikh muhammad bin abdul wahhab, syaikh utsaimin, namun mrk menyembunyikan amalnya, tdk pernah mengklaim dan memvonis diri sbg syuhada,,,padahl bliau-bliau- rahimahumullah- jg menentang aksi teroris?!
    2. Maslah jihad adalah masalah yang memiliki dalil qath’i(pasti), tdk ada ruang untuk berijtihad didlmnya. Allah menjelaskan hukum 2 jihad secara gamblang, secara terang benderang bagaikan matahari di siang hari. Shg orang yg menyelisihi dalil dia salah dan mendapat hukuman, sebaliknya orang yg mengikuti dan tunduk kpd dalil ia akan selamat dan mndapat pahala. Jadi ngga harus nunggu pengadilan Allah dipadang mahsyar,krn di dunia sudah jelas mana yang benar dan mana yang salah.

  • bagi yg ingin tahu jihad yg syar’i silahkan buka http://www.jihadbukankenistaan.com, bagi yg ingin tahu manhaj/aqidah yg tukang ngebom itu (yg mereka namakan “bom syahid”, padahal yg benar adl “bom bunuh diri”) silahkan buka http://www.merekaadalahteroris.com
    smg bermanfaat

  • silakan dengarkan da download rekaman kajian ustadz Dzulqornain dengan teman ISLAM MEMBAWA KEDAMAIAN, BUKAN TEROR
    semoga bermanfaat
    http://salafiyunpad.wordpress.com/2009/08/19/download-audio-islam-agama-kedamaian-bukan-teror-fadhillatul-ustadz-dzulqornain-penting/

  • “Setiap orang yang memberontak kepada PEMIMPIN YANG SAH YANG DISEPAKATI OLEH RAKYAT sebagai pemimpin mereka maka dia disebut sebagai Khariji (kata tunggal dari Khawarij)”…

    Ane benci Khowarij , tapi : أعوذ بالله jika ane termasuk dari RAKYAT YANG SEPAKAT KEPADA PEMIMPIN YANG MENGGANTI MANHAJ AL HAYAT AL ISLAMIY dengan QOWANIN WADH’IYYAH… ikhwah dan akhwat sekalian pernah baca Fatwa Asy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin -rahimahullah- tentang HUKUM MENGGANTI ATURAN HIDUP ISLAM dengan QOWANIN WADH’iYYAH??? silahkan baca di FATAWA MU’ASHIROH.

  • But… of Course, NGEBOM DENGAN CARA-CARA SEPERTI ITU ADALAH SALAH!!! Wahai Akhi yang ngebom semoga Allah memaafkanmu… dan dan calon pengebom, urungkan niat mu jika ngebomnya masih dengan DASAR KELIRU diatas… Belajarlah cara berJihad yang Benar… dengan TETAP WASPASDA akan Virus Irja` dan Penyakit Faqidul Ghiroh Tamaman, oh satu lagi: penyakit Angkat Telor Sama Orang KAfir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar