Senin, 31 Agustus 2009

Berinfak pada Negara

Kusnandar - detikRamadan
Jakarta -
GambarSaya memberi judul tulisan ini 'Berinfak pada Negara'. Agak menggelikan mungkin. Biasanya yang kita dengar petuah 'orang bijak taat pajak', atau 'tunaikan pajak Anda', dan seterusnya.

Kegelian ini berangkat dari keprihatinan tatkala kerap mendengar betapa banyak pemangku jabatan yang selalu saja hendak mereguk berbagai fasilitas negara untuk kepuasan dan kesejahteraan mereka. Mengapa akhir-akhir ini banyak sekali keputusan-keputusan yang 'melukai' hati rakyat dan negaranya.

Dari menuntut kenaikan gaji hingga menuntut beragam fasilitas. Laptop misalnya. Wajah empati yang kerontang tatkala kita sama-sama tahu negara sedang babak belur mengatasi kemiskinan rakyatnya sendiri.

Utang negara yang terus membengkak sama sekali tidak mengendurkan syahwat para pemangku jabatan untuk meminta ini dan itu.

Kita semua mafhum negara ini sedang rapuh. Karena itu, kita yang mengaku mencintai negara ini mestinya makin memahami kerapuhan itu agar empati ingin membantu negara ini membumi, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa mendapat jatah fasilitas negara. Bisakah para pejabat, elit, dll menjadikan rasa malu sebagai busana diri. Tidak aji mumpung lantaran tengah berada di puncak jabatan.

Tentang berinfak pada negara ini saya punya teman sejawat yang kerja di lembaga sosial. Mobilitasnya yang tinggi dengan tugas lembaga seabrek memaksa ia mesti punya laptop. Meminta pada lembaga ia malu. Empatinya tumbuh lantaran menjiwai keberadaannya sebagai orang yang bekerja untuk kemaslahatan umat.

Rekan sejawat saya akhirnya memutuskan membeli laptop dengan cara mencicil pada lembaga. Meski secara jabatan dia layak mendapat fasilitas sebuah laptop, kerap ia merasa belum mampu menjadi pemberi pada lembaga ini. Maka dengan cara cicilan ini ia berusaha tidak membebani lembaga. "Mungkin ini infak saya," akunya.

Menilik profesinya, rekan sejawat saya tak jauh beda dengan anggota dewan, pegawai negeri maupun para pemangku jabatan lainnya. Mereka sama-sama bekerja atas nama kepentingan rakyat sebagai domain dari stakeholder negara. Yang membedakan cuma gaji dan fasilitasnya. Yang pasti pendapatan teman saya masih di bawah sejahtera. Dilihat sumber dananya sama-sama dari dana masyarakat.

Dalam situasi seperti sekarang ini, kemauan berbagi pada lembaga, sebagai miniatur pengabdian pada negara, terasa seperti oase. Maklumlah sudah terbiasa kita mengetahui betapa banyak fasilitas diberikan negara kepada banyak pemangku jabatan, tapi entah berapa tingginya pengabdian mereka pada negara.

Anggaran negara cuma mengalokasikan dana pembangunan sebesar 25 persen, sisanya habis untuk anggaran rutin, sebagian lagi untuk membayar bunga SBI.

Dalam kalkulasi normatif, mengurangi anggaran fasilitas para pemangku jabatan seperti hal yang muskil. Maklum parameter menyusun anggaran, tidak ubahnya seperti metode penetapan harga jual. Jika anggaran saya kemarin x triliun, tahun ini ya harus bertambah x + 1 triliun, hampir tidak biasa ada pengurangan anggaran dari tahun-tahun sebelumnya. Ini berdampak pada kurangnya anggaran pendidikan dan anggaran jatah rakyat miskin.

Jika kita, para elit dan pemangku jabatan di negeri ini benar-benar tulus mencintai negaranya, kita harus membangun pioner-pioner abdi negara yang berani berinfak pada negara. Perkembangan trend zakat di Indonesia, sudah sangat dahsyat dalam lima tahun terakhir ini. Peningkatan trend fundraising zakat, adalah bukti komitmen sosial dan kepedulian masyarakat.

Perkembangan yang baik ini seyogyanya menular pada para pemangku jabatan untuk berlaku sama. Syukur-syukur menjadi teladan dan pelopor perubahan agar bangsa bernasib lebih baik. Membatasi diri dengan tidak selalu menuntut bermacam fasilitas, cukuplah sebagai pembelajaran berinfak pada negara. Jika kita memang tulus mencintai bangsa ini.

*)Kusnandar adalah Business Director Dompet Dhuafa

(nwk/nwk)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Baca Juga:

Rabu, 26 Agustus 2009

JIHAD BUKAN TERORISME

Islam merupakan agama yang diturunkan Allah SWT untuk menyelamatkan manusia. Agama Islam diturunkan Allah kepada umat manusia melalui perantara Nabi Muhammad SAW yang diutus kepada seluruh manusia dan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Firman Allah SWT, “Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Qs. Al-Anbiya: 107). Dari sini saja sudah jelas bahwa Islam adalah sebuah agama yang mengajarkan kebaikan, perdamaian, dan kasih sayang. Islam tidak pernah mengajarkan permusuhan dan pertikaian.

Secara normatif, Islam mengajarkan rahmat, perdamaian dan kasih sayang. Akan tetapi dalam realitanya, sering kali terjadi pergesekan dan pertikaian antara Islam, Kristen dan Yahudi. Daerah Timur Tengah merupakan kawasan paling potensial terjadinya peperangan. Di Irak, setiap hari puluhan orang tewas. Begitu juga di Afganistan dan Palestina. Dan peristiwa itu pasti terjadi karena pertikaian antara Islam dan Kristen, atau Islam dan Yahudi. Apakah gerangan yang menyebabkan terjadinya hal demikian?

Berbagai kalangan menyorot Islam sebagai biang keladinya. Adanya doktrin jihad dalam Islam dianggap sebagai pemicu kekerasan di tubuh umat Islam. Padahal jika konsepsi jihad itu dipahami secara mendalam dan proporsional, maka secara nalar tentu dapat dibenarkan. Bagaimana tidak, adanya jihad adalah sebagai reaksi dari tindakan orang-orang non-Muslim (Yahudi dan Nasrani) yang semena-mena terhadap umat Islam. Sebagaimana yang dialami oleh rakyat Palestina, jihad yang dilakukan adalah sebuah pembelaan terhadap tanah air yang dijajah dan ditindas oleh kaum Yahudi Zionis Israel.

Sebagaimana tertera dalam firman-Nya:

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hajj: 39-40).

Ya, itulah jihad. Jihad adalah usaha yang dilakukan kaum muslim dalam membela dan mempertahankan agama, harga diri dan kehormatan. Bahkan berjihad melawan agresor yang menjajah negeri-negeri muslim adalah salah satu sebab jihad menjadi fardu ain. Dalam konteks inilah, ulama menyerukan fatwa wajibnya berjihad melawan penjajah. Tidak peduli apa motivasi musuh: agama, minyak, muslim cleansing, atau motivasi lainnya. Yang jelas, bila musuh menjajah salah satu negeri muslim, atau musuh telah menggerakkan tentaranya untuk menjajah, atau musuh bermaksud melakukan kejahatan dan agresi terhadap penduduk negeri muslim, terhadap sekelompok penduduk, atau terhadap seorang penduduk dengan misalnya menawan, membunuh, meneror, dan sejenisnya, ketika itu jihad menjadi fardu ain.

 Jihad bukanlah terorisme seperti yang didengung-dengungkan Barat. Tidak ada satu ayat pun dalam al-Qur’an yang mengajarkan terorisme. Bahkan Islam sangat melarang terhadap perilaku yang menyakiti dan meneror orang lain.

Ada sebuah kerancuan yang perlu diselesaikan, di satu sisi Islam mengajarkan rahmat, perdamaian dan kasih sayang. Akan tetapi, di sisi lain, melihat kenyataan yang ada, sering kali kekerasan yang terjadi dilakukan oleh orang-orang muslim. Kemudian fitnah timbul dari kalangan non-Muslim bahwa faktor pemicu kekerasan adalah doktrin ajaran Islam itu sendiri. Bahkan ada seorang berkebangsaan Belanda Greert Wilders (Pemimpin Partai Ultra-kanan PVV) bikin ulah. Sudah lama ia berkoar-koar menyatakan bahwa al-Qur’an sama dengan Mein Kampf dari Adolf Hitler, bahwa kitab suci umat Islam itu adalah sumber dari terorisme dan karenanya wajib dilarang. Tak hanya itu, ia dikabarkan akan membuat film yang menggambarkan al-Qur’an sebagai inspirasi dalam membunuh.

Dari kalangan intelektual muslim sendiri, banyak yang mempertanyakan ayat-ayat suci al-Qur’an yang membicarakan tentang jihad. Menurut mereka, ayat-ayat inilah yang menyebabkan terjadinya kekerasan di tubuh umat Islam. Sehingga mereka berinisiatif untuk menasakh (menghapus) ayat-ayat yang berbicara tentang jihad. Hal ini sejalan dengan tuduhan yang dilancarkan Orientalis, mereka sering kali mengatakan bahwa jihad (perang) menjadi alat untuk menyebarkan Islam.

Tidak diragukan lagi, ini adalah sebuah grand design yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk meruntuhkan sendi-sendi ajaran Islam. Dengan dalih kekerasan atau tidak relevan dengan kekinian, banyak dari berbagai kalangan yang hendak mengacak-acak ajaran Islam. Ada yang mengusulkan untuk menafsirkan ulang ayat-ayat al-Qur’an, ada yang menolak doktrin-doktrin yang sudah baku, dan ada pula yang hendak menasakh (menghapus) sebagian ayat-ayat al-Qur’an.

Untuk menjawab fitnah seperti itu, Dr. Muhammad Imarah sebagaimana dikutip oleh Adian Husaini mengatakan bahwa kerancuan berpikir itu muncul akibat ulah Orientalis tidak dapat membedakan antara penggunaan pedang dalam upaya menegakkan negara dan menggunakan pedang jihad dalam upaya menyebarkan agama. Kaum muslim –sebagaimana ditemukan dalam realitas sejarah– telah mengalahkan beberapa negeri Timur dari gelombang serbuan Barat –yang diwakili imperium Romawi– sehingga kekuatan pedang telah digunakan dalam menegakkan negara. Akan tetapi pedang jihad tidak pernah digunakan dalam menyebarkan agama Islam. Realitas yang menjadi ciri khas Islam, adalah realitas pembebasan hati oleh Islam untuk beriman atau kafir, dengan kebebasan dan pilihan tanpa paksaan.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”  (QS. An-Nahl: 125)

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”  (QS. Al-Baqarah: 256)

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?”(QS. Yunus: 99)

“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.” (QS. Al-Ghasiyah: 21-22)

Maka dari itu, meskipun pedang jihad digunakan untuk menegakkan Negara, tetapi tidak pernah ada paksaan untuk memeluk agama Islam. Islam tidak pernah memaksakan sebuah keyakinan, karena hanya Allah lah yang bisa membuka pintu hidayah seseorang.

Selanjutnya, apa lagi yang dipermasalahkan dalam jihad? Terorisme? Seperti yang sudah dijelaskan, terorisme sama sekali bukan jihad. Terorisme adalah salah satu hal yang dilarang dalam Islam. Adapun ketika ada seorang muslim melakukan terorisme, jangan sekonyong-konyong menyandarkannya kepada Islam. Karena itu adalah perbuatan individu seorang muslim. Bagaimana ketika yang melakukan teror itu seorang kristen, kenapa tidak langsung memvonis bahwa ajaran kristen mengajarkan teror. Nah, di sinilah letak kesalahan paradigma terhadap fenomena terorisme.

Sebenarnya mengidentikkan terorisme dengan Islam adalah fitnah besar, apalagi jika makna teror diartikan sebagai serangan tanpa pandang bulu. Islam justru datang mengajarkan adab-adab dalam berperang ketika konflik senjata/fisik sudah tidak dapat dihindari. Beberapa literatur fiqih menunjukkan betapa Islam mengajarkan larangan merusak hal-hal yang sama sekali tidak terkait dengan peperangan, melarang pembunuhan orang-orang yang tak berdaya (para tawanan, anak-anak, wanita, dan orang tua). Ia juga membatasi sasaran-sasaran perang, bahkan cara melumpuhkan dan membunuh lawan, hingga perlakuan terhadap harta rampasan perang serta tawanan pun sudah ada ketentuannya. 

Terorisme, siapa pun yang melakukan, pemeluk agama apapun dia, bangsa mana pun dia, ketika seseorang melakukan aksi teror, hendaklah segera ditindak dan diperlakukan dengan sama. Jangan ada lagi diskriminasi seperti yang telah terjadi terhadap orang-orang Islam. Tatkala ada seorang muslim atau lebih melakukan kekerasan (walaupun belum terbukti), maka langsung dikaitkan dengan Undang-undang terorisme. Sementara ketika ada oknum non-Muslim melakukan kekerasan, maka dianggap hanya sebagai kejahatan biasa. Seperti yang terjadi pada Tibo dkk, mengapa mereka tidak dikaitkan dengan undang-undang Terorisme? Padahal mereka telah membunuh ratusan bahkan ribuan orang. Cobalah kita bandingkan dengan seorang muslim yang bernama Abu Bakar Ba’asyir. Beliau langsung dituduh sebagai amir (pemimpin) Jama’ah Islamiyah (JI) tanpa adanya bukti yang kuat. Kemudian atas dorongan dan tekanan dari luar, akhirnya beliau dipenjara selama beberapa tahun walaupun tuduhan dan bukti-bukti masih belum jelas. Setelah selesai masa tahanan, baru dikatakan bahwa Abu Bakar Ba’asyir tidak bersalah.

Dari berbagai penjelasan di atas, perlu ditegaskan bahwa Islam adalah agama perdamaian, kasih sayang dan rahmat bagi alam semesta. Islam sama sekali tidak mengajarkan tindakan terorisme. Adapun jihad, sebagaimana yang dijelaskan di atas, dia bukanlah terorisme. Antara jihad dan terorisme, keduanya sangatlah berbeda. Jihad adalah perang untuk membela agama Allah. Sementara terorisme adalah sebuah tindakan kejahatan yang jelas-jelas dilarang oleh Islam. Wallahu a’lam.

 

ISLAM RAHMAT BAGI SEMESTA ALAM BUKAN AGAMA TERORIS

RABU, 2009 JULI 01



Penulis : Ustadz Ruwaifi

Situasi dan kondisi pada hari-hari ini cukup memprihatinkan. Dimana Islam diopinikan sebagai agama teroris, dan teroris identik dengan umat Islam terkhusus orang-orang yang dipandang “militan”. Wallahul Musta’an.

Indahnya Agama Islam
Para pembaca, ketahuilah bahwa Islam merupakan rahmat bagi semesta alam dan bukan agama teroris. Dengan misi inilah Allah mengutus Rasul-Nya Muhammad . Sebagaimana dalam firman-Nya :
” Dan tiadalah kami mngutus kamu, malainkan sebagai rahmat bagi semesta alam” ( Al Anbiyaa’: 107)
Karena beliau adalah Rasulullah (utusan Allah) yang selalu membacakan ayat-ayat Allah kepada umatnya, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka al kitab(Al Qur’an) dan Al Hikmah, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman, ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri. Ia membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab ( Al Qur’an) dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum ( kedatangan Nabi) itu, mereka berada dalam kesesatan yang nyata (Ali Imran : 164 )
Agama Islam adalah agama yang sempurna. Agama kebaikan dan bukan agama perusak. Demikianlah wasiat Allah kepada Rasulullah dan juga kepada seluruh kaum muslimin sebagaimana dalam firman-Nya : ” Dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di ( muka ) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ( Al Qashash : 77 )
Sehingga hanya agama Islam yang diridhai oleh Allah, dan siapa saja yang mencari selain Islam sebagai agama baginya, maka tidak akan di terima oleh Allah dan di akhirat menjadi orang yang merugi. Sebagaimana firman Allah :
” Sesungguhnya agama ( yang diridhai ) disisi Allah hanyalah Islam.” ( Ali Imran : 19 )
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu ) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang merugi (Ali Imran : 85 )
Bahkan Allah berwasiat : ” Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” ( Ali Imran : 102 )
Demikianlah keagungan agama Islam. Agama kebenaran dan rahmat bagi semesta alam, bukan agama teroris. Betapa indahnya agama Islam….
Kebencian Musuh-Musuh Islam
Ketika cahaya Islam menerangi kegelapan peradapan umat manusia sejak 1439 silam, maka musuh-musuh Islam tiada henti membencinya. Upaya-upaya memadamkan cahaya itu pun senantiasa dilakukan. Allah berfirman : ” Meraka berupaya untuk memadamkan cahaya ( agama ) Allah dengan mulut ( ucapan-ucapan ) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik benci.” ( Ash Shaff : 8-9 )
Para pembaca, maka dari itu orang-orang kafir dan musyrik dari berbagai macam jenisnya sangat berkepentingan untuk menjalankan program jahat tersebut. Yahudikah, Majusikah, Kristenkah, dll. Cobalah anda buka catatan sejarah, niscaya akan terucap sebuah pengakuan , maka benar Allah dengan segala firman-Nya”. Program inipun dijalankan oleh orang-orang munafik (orang-orang yang menampakkan keislaman, namun menyembunyikan kebencian terhadap Islam). Hari-hari mereka berisikan makar terhadap orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah:
“Dan (diantara orang-orang musyrik itu) ada orang-orang yang membangun masjid untuk menimbulkan kemudharatan bagi orang-orang beriman untuk kekafiran dan memecah belah intern orang-orang yang beriman serta melakukan pengintaian untuki (kepentingan) orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka benar-benar bersumpah: “Kami tidak menghendaki kecuali kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).” (At Taubah:107)
Demikianlah jaringan tentara iblis dari kalangan orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Orang-orang kafir menggunakan kekuatannya, harta dan kedudukannya, sedangkan orang-orang munafik menggunakan kelihaian kata-katanya yang berbisa untuk memojokkan dan menjatuhkan mental kaum muslimin.
Sebagaimana firman Allah : ” Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akanni’mat Allah ( yang telah dikaruniakan ) kepadamu, ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu lihat, Dan Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan…. S/d …. Tipu daya ” ( Al Ahzaab : 9- 12 )
Kreasi dan inovasi mereka pun selalu muncul untuk konspirasi jahat tersebut, sesuai dengan masa dan eranya. Tak luput, paad era kita ini isu ” Terorisme” ternyata cukup ampuh untuk memojokkan dan menjatuhkan mental kaum muslimin. Walaupun sejarah telah mencatat bahwa Allah selalu melindungi Islam dan kaum muslimin dalam berbagai fitnah dan gejolak yang mereka munculkan itu.
Terorisme bukan dari Islam
Keberadan syariat jihad fi sabilillah ( perang dijalan Allah ) yang demikian mulia dalam agama Islam, benar-benar sebagai monster yang mengerikan bagi orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sehingga merekapun berupaya mengopinikan di dunia internasional sebagai terorisme. Sementara dilain pihak, ada oknum-oknum dari kaum muslimin yang berlebihan bahkan sesat di dalam memahami makna jihad fi sabillah. Sehingga dalam sudut pandang mereka yang radikal itu, bom bunuh diri, peledakan-peledakan bom di tempat keramaian yang banyak di kunjungi turis, dan aksi-aksi terror lainnya di negeri-negeri kaum muslimin merupakan bagian dari jihad fiisabillah.
(lihat rincian bahasanya pada edisi-edisi mendatang insya Allah ).
Sbut saja kasus bom Bali I dan II , para aktornya yakin seyakin-yakinnya bahwa perbuatan mereka adalah jihad. Demikian pula halnya dengan Dr. Azhari, Nurdin. M. Top dan sejenisnya, mereka meyakini bahwa itu adalah jihad. Padahal tidaklah demikian ajaran yang digariskan oleh Rasulullah dan para shahabatnya. Karena ajaran Rasulullah dan para shahabatnya adalah rahmat bagi semesta alam. Lalu ajaran siapakah itu ?
Jawabannya adalah ajarannya kaum khawarij yang dinyatakan oleh Rasulullah ” anjing-anjingnya penduduk neraka”. Dengan modal semangat keislaman yang tinggi, dan minimnya ilmu agama yuang murni dari Rasulullah dan para shahabatnya. Rujukan keilmuan mereka didalam menyikapi situasi dan kondisi saat ini adalah buku-buku sayyid Qutb, Abul A’la Al Maududi, Salman Al Audah, Safar Hawali dan sejenisnya dari neo-khawarif, akhirnya timpanglah pola pikir dan gerakan-gerakan mereka. Tak pelak, mayoritas pemerintah-pemerintah kaum muslimin di dunia ini.divonis telah murtad, para ulama’ Ahlus Sunnah abad ini divonis sebagai antek-antek Barat sementara dengan bangganya mereka mengklaim dirinya sebagai ” para mujahidin”. Jihad apakah yang mereka lakukan ?! sungguh perbuatan mereka itu lebih pantas disebut terorisme dan mereka lebih pantas disebut teroris. dari pada kebaikan yang mereka inginkan. ( untuk lebih jelasnya bacalah buku ” Mereka Adalah Teroris” karya Al Ustadz Luqman bin Muhammad ba’abduh, dengan tebal 720 Halaman, terbitan pustaka Qaulan Sadida - Malang ).
Para pembaca, adanya oknum-oknum seperti diatas yang membawa lebel Islam dimanfaatkan betul oleh orang-orang kafir dan orang-orang munafik ( baca: Amerika dan antek-anteknya ). ” Batalyon Opini” merekapun dengan gencarnya menebarkan isu terorisme dan kaum muslimin adalah para teroris. Hingga akhirnya tertanam suatu paradigma yang salah di tengah masyarakat, bahwa cirri-ciri teroris adalah selalu berpakaian muslim ( jubah, gamis, sorban dll>, berjenggot, pakaian di atas mata kaki, rajin shalat berjamaah, dan kaum wanitanya berbusana muslimah,
Subhanallah… padahal itu semua adalah tuntunan nabi, bahkan diantara konsekuensi seseorang yang mengatakan muslim atau muslimah.
Demikianlah makar musuh-musuh yang tiada henti, Namun kita yakin suatu hari pasti akan sirna. Sebagaimana firman Allah :
“Dan ( ingatlah ), ketikan orang -orang kafir ( Quraisy ) memikirkan tipu daya terhadapmu untuk menangkap, memenjarakanmua tau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipudaya dan Allahlah yang menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” ( Al Anfaal:30 )

Penutup
Sebagai penutup, kami ( sebagai pribadi musilm ) ingin menyampaikan beberapa nasehat ( masukan ) kepada seluruh. Kaum muslimin baik rakyat ataupun penguasa:
1. seluruh komponen kaum muslimin hendaknya selalu memperdalam agama islam yang murni, yang bersumber dari Rasulullah dan para shahabatnya, dengan suatu harapan agar Allah selalu membimbing kita dalam menyikapi perubahan situasi dan kaondisi atau wolak-waliknya jaman.
2. kaum muslimin hendaknya bersabar dan bertawakal kepada Allah dalam menghadapi segala fitanahan murahan musuh-musuh Islam, serta tidak mudah terpengaruh dengan prinsip khawarij teroris dan penampilan ” kepahlawanan ” aktor-aktor mereka. Karena meraka telah jauh menyimpang dari jalan Rasulullah .
3. sebagaimana pula para penguasa kaum muslimin yang mulia baik sipil ataupu militer, hendaknya tidak mudah di provokasi dan diadu-domba dengan kaum muslimin sikap bijak, jeli dan teliti selalu dituntut sebelum ” menangkap ” orang -orang yang diidentifikasikan sebagai teroris ( alias tidak pukul rata ). Karena semua tindakan kelak dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Sang Raja di Raja, dan Tuhan Semesta Alam.

Semoga Allah selalu membimbing pemerintah kita diatas jalan yang lurus, menjauhkan mereka dari segala makar musuh-musuh Islam, musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya serta kaum muslimin, dan memudahkan mereka untuk menegakkan keadilan, ketentraman dan kesejahteraan umat. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Teroris Bukan Mujahid dan Bukan Pula Mujtahid!


Kaum muslimin, semoga Allah membimbing kita di atas jalan-Nya yang lurus. Di hari-hari ini kita bisa melihat dengan mata kepala kita, bagaimana sejarah perjuangan umat Islam kembali dinodai oleh ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan Islam dan jihad. Dengan seenaknya mereka melakukan tindak pengeboman, penghancuran, serta berupaya untuk mengacaukan ketentraman negeri kaum muslimin dengan kedok jihad dan ijtihad. Padahal Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari apa yang mereka lakukan.

Alangkah cocok sebuah bait syair yang menggambarkan keadaan orang-orang seperti mereka,

Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila
Namun, malang. Ternyata Laila tidak mengiyakan omongan mereka

Begitulah kurang lebih keadaan mereka. Dengan tanpa malu-malu, mereka mengaku sebagai barisan mujahidin dan menobatkan diri sebagai mujtahid. Bagaimana mungkin orang yang gemar menebar kekacauan dan kerusakan di atas muka bumi dengan membunuh nyawa tanpa hak layak untuk disebut sebagai mujahid, apalagi dinobatkan sebagai mujtahid? Allahul musta’an! Di manakah akal mereka?

Orang-orang yang salah sangka

Saudaraku sekalian, marilah kita renungkan barang sejenak fenomena yang menyayat hati ini. Para pemuda yang jahil/tidak mengerti syari’at Islam dengan mudahnya ditipu oleh mujahid dan mujtahid gadungan. Sehingga akhirnya nyawa mereka sendiri pun mereka relakan -dengan aksi bom bunuh diri- untuk memperjuangkan apa yang mereka kira sebagai sebuah jihad dan pengorbanan untuk agama. Aduhai, alangkah malang nasib mereka. Tidakkah mereka ingat akan sebuah firman Allah yang menceritakan keadaan orang-orang seperti mereka, yang bersusah payah melakukan suatu usaha dan menyangka telah mempersembahkan sesuatu yang terbaik bagi agamanya. Padahal kenyataannya mereka adalah orang yang paling merugi amalnya. Allah ta’ala berfirman,

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Katakanlah: Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi amalnya. Yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya di dunia sementara mereka mengira telah melakukan sesuatu kebaikan dengan sebaik-baiknya.” (Qs. al-Kahfi: 103-104)

Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan riwayat dari Ali bin Abi Thalib, ad-Dhahhak dan para ulama lainnya bahwa golongan yang termasuk dalam cakupan ayat ini adalah kaum Haruriyah/Khawarij. Meskipun ayat ini juga mencakup celaan bagi Yahudi dan Nasrani. Sehingga Ibnu Katsir menyimpulkan, “Sesungguhnya ayat ini berlaku umum bagi siapa saja yang beribadah kepada Allah namun tidak di atas jalan yang diridhai Allah. Dia menyangka bahwa dia berada di pihak yang benar dan amalnya akan diterima. Padahal, sebenarnya dia adalah orang yang bersalah dan amalnya tertolak.” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [5/151-152])

Haram bicara agama tanpa ilmu!

Saudaraku sekalian, sesungguhnya kemuliaan Islam ini akan ternoda tatkala orang yang bukan ahlinya berbicara tentang sesuatu yang menyangkut ajaran agama. Tidakkah kita ingat firman Allah ta’ala,

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, itu semua pasti akan dimintai pertanggungjawabannya.” (Qs. al-Isra’: 36)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah angkat bicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah)

Ruwaibidhah bukanlah mujtahid. Mujtahid berbicara dengan ilmu, sedangkan Ruwaibidhah berbicara dan berfatwa dengan kejahilan/kebodohan mereka. Perhatikanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ

“Apabila seorang hakim hendak memutuskan sesuatu lalu berijtihad kemudian benar maka dia memperoleh dua pahala. Adapun apabila dia akan memutuskan sesuatu lalu berijtihad kemudian tersalah maka dia akan memperoleh satu pahala.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-I’tisham bil Kitab wa Sunnah dari Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhu)

al-Hafizh Ibnu Hajar menukil keterangan dari Ibnul Mundzir, beliau mengatakan, “Seorang hakim yang tersalah itu mendapat pahala sesungguhnya hanyalah apabila dia adalah seorang alim/yang berilmu tentang ijtihad kemudian dia pun berijtihad. Adapun apabila dia bukanlah seorang yang alim/berilmu maka dia tidak mendapatkan pahala.” Bahkan apabila dia nekad memutuskan dan mengeluarkan fatwa tanpa ilmu maka dia berdosa, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar sebelum menukil ucapan Ibnul Mundzir di atas. Beliau juga menukil keterangan dari al-Khatthabi bahwa seorang yang berijtihad akan diberi pahala jika dirinya memang telah memiliki alat-alat/ilmu untuk berijtihad. Orang seperti itulah yang apabila tersalah masih bisa diberi toleransi (lihat Fath al-Bari [13/364])

Syaikh Muhammad bin Husain al-Jizani mengatakan, “Ijtihad tidak boleh dilakukan kecuali oleh seorang yang faqih/ahli hukum agama yang mengetahui dalil-dalil dan tata cara menarik kesimpulan hukum darinya, sebab melakukan penelitian terhadap dalil-dalil tidak mungkin dilakukan -dengan benar- kecuali oleh orang yang memang ahli di dalam bidangnya.” (Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hal. 470).

Terlebih lagi, untuk berijtihad ada syarat-syaratnya yang tidak sembarang orang bisa memenuhinya. Di antaranya adalah: [1] Memahami seluk beluk sumber hukum yaitu al-Kitab, as-Sunnah, Ijma’, Qiyas, dsb. [2] Memahami bahasa Arab [3] Mengetahui maksud dari ungkapan umum dan khusus dalam bahasa Arab, muthlaq dan muqayyad. Bisa membedakan antara nash, zhahir, dan mu’awwal. Mujmal dan mubayyan. Manthuq dan mafhum, dsb [4] Dia harus mengerahkan segenap kemampuannya dalam mengambil kesimpulan hukum, tidak boleh setengah-setengah. Itu adalah sebagian syarat yang terkait dengan orangnya. Masih ada lagi syarat lain yang terkait dengan perkara yang menjadi objek ijtihad, di antaranya: bukan dalam perkara yang sudah ada dalil tegasnya, dalil yang ada dalam perkara tersebut memang masih membuka ruang -tidak dipaksakan- yang memungkinkan adanya perbedaan penafsiran, dsb (lebih lengkap baca di Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hal. 479-484).

Berbuat dosa kok mengharap pahala?

Di manakah letak ilmu pada diri orang yang melakukan bom bunuh diri dan menyuruh orang lain untuk bunuh diri? Padahal Allah ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah Maha menyayangi kalian.”(Qs. an-Nisaa’: 29)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu alat/senjata maka dia akan disiksa dengannya kelak pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Tsabit bin ad-Dhahhakradhiyallahu’anhu, ini lafaz Muslim)

Ketika mengomentari ulah sebagian orang yang nekad melakukan bom bunuh diri dengan alasan untuk menghancurkan musuh, maka Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Hanya saja kami katakan, orang-orang itu yang kami dengar melakukan tindakan tersebut, kami berharap mereka tidak disiksa seperti itu sebab mereka adalah orang-orang yang jahil/bodoh dan melakukan penafsiran yang keliru. Akan tetapi, tetap saja mereka tidak memperoleh pahala, dan mereka bukan orang-orang yang syahid dikarenakan mereka telah melakukan sesuatu yang tidak diijinkan oleh Allah, akan tetapi mereka telah melakukan apa yang dilarang oleh-Nya.” (Syarh Riyadh as-Shalihin, dinukil dari al-Kaba’ir ma’a Syarh Ibnu Utsaimin, hal. 109)

Di manakah letak ilmu pada diri orang yang membunuh nyawa orang kafir tanpa hak? Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Barang siapa yang membunuh seorang kafir yang terikat perjanjian -dengan kaum muslimin atau pemerintahnya- maka dia tidak akan mencium bau surga. Sesungguhnya baunya itu akan tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Jizyah dan Kitab ad-Diyatdari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, lafaz ini ada di dalam Kitab al-Jizyah)

al-Munawi menjelaskan bahwa ancaman yang disebutkan di dalam hadits ini merupakan dalil bagi para ulama semacam adz-Dzahabi dan yang lainnya untuk menegaskan bahwa perbuatan itu -membunuh kafir mu’ahad- termasuk kategori dosa besar. Meskipun seorang muslim tidak mesti dihukum bunuh sebagai akibat dari kejahatan itu (Faidh al-Qadir [6/251] as-Syamilah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حتَّى يَشْهَدُوا أنْ لا إلَهَ إلاَّ الله، وأَنَّ مُحَمَّداً رسولُ اللهِ، ويُقيموا الصَّلاةَ ، ويُؤْتُوا الزَّكاةَ ، فإذا فَعَلوا ذلكَ ، عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءهُم وأَموالَهُم، إلاَّ بِحَقِّ الإسلامِ ، وحِسَابُهُم على اللهِ تَعالَى

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayarkan zakat, apabila mereka telah melakukannya maka terjagalah darah dan harta mereka dariku kecuali dengan alasan haq menurut Islam, dan hisab mereka terserah pada Allah ta’ala.”(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma)

Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullah menerangkan bahwa di dalam kata-kata “apabila mereka telah melakukannya maka terjagalah darah dan harta mereka dariku” terdapat dalil yang menunjukkan bahwa orang kafir itu hartanya boleh diambil dan darahnya boleh ditumpahkan. Dan orang yang dimaksud di dalam hadits ini adalah kafir harbi, yaitu orang kafir yang sedang terlibat peperangan dengan pasukan kaum muslimin. Oleh sebab itu misalnya jika anda mengambil harta seorang kafir harbi maka tidak ada hukuman bagi anda. Adapun orang kafir mu’ahad, kafir musta’man dan kafir dzimmi -ketiganya bukan kafir harbi,pen- maka mereka semua tidak boleh diperangi (lihat Syarah Arba’in, hal. 63)

Berjihadlah!

Ketahuilah saudaraku, sesungguhnya seorang mujahid sejati adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya untuk melakukan ketaatan kepada Allah -termasuk di dalamnya memerangi orang kafir dengan cara yang benar-, bukan dengan melakukan perbuatan dosa dan pelanggaran. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ

“Orang yang berjihad adalah orang yang berjuang menundukkan dirinya dalam ketaatan kepada Allah.” (HR. Ahmad dari Fadhalah bin Ubaid radhiyallahu’anhu dinilai sahih oleh al-Albani dalamas-Shahihah [549] as-Syamilah)

Tanyakanlah kepada dirimu: Bukankah Nabi melarang membunuh orang kafir tanpa hak? Bukankah kita wajib taat kepada beliau? Bukankah ketaatan kepada Nabi itu pada hakikatnya merupakan ketaatan kepada Allah? Lalu dengan alasan apa kita menghalalkan darah yang diharamkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk ditumpahkan? Apakah kita merasa berada di atas agama yang lebih baik dan lebih hebat daripada agama yang diajarkan oleh Rasulullah? Jawablah wahai orang-orang yang masih memiliki akal dan hati nurani!

Sejak kapan membunuh orang kafir tanpa hak disebut jihad? Sejak kapan meledakkan gedung-gedung umum yang menimbulkan jatuhnya korban tanpa pandang bulu disebut sebagai jihad? Tanyakanlah kepada mereka yang sok menjadi mujtahid dan membolehkan ‘jihad’ ala teroris semacam itu: ijtihad ulama manakah yang membolehkan seorang muslim membunuh dirinya dan meledakkan bangunan umum yang berakibat melayangnya nyawa-nyawa tak bersalah? Atau barangkali yang mereka sebut sebagai ulama mujtahid itu memang bukan ulama alias Ruwaibidhah? Waspadalah -wahai para pemuda- dari tipu daya, silat lidah, dan penampilan mereka!

Ingatlah, sesungguhnya jihad yang diridhai Allah adalah jihad di jalan-Nya yang lurus, bukan di jalan yang menyimpang. Allah ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Orang-orang yang sungguh-sungguh berjuang/berjihad di jalan Kami niscaya Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik/ihsan.” (Qs. al-’Ankabut: 69)

al-Baghawi menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata tentang tafsiran ayat ini, “Yaitu orang-orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh di dalam ketaatan kepada Kami niscaya Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan untuk meraih pahala dari Kami.” (Ma’alim at-Tanzil [6/256] as-Syamilah)

Maka marilah kita berjihad di atas ketaatan, bukan di atas kedurhakaan!

Hati-hatilah dari al-Qa’adiyah masa kini!

al-Qa’adiyah merupakan salah saktu sekte Khawarij yang memiliki ideologi Khawarij, hanya saja mereka tidak memilih sikap memberontak. Meskipun demikian, mereka menganggap pemberontakan sebagai perkara yang baik, tidak boleh diingkari, bahkan berpahala! Dengan kata lain -dalam bahasa sekarang- mereka menilai bahwa pemberontakan yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka -dengan menimbulkan kekacauan dan mengancam penguasa; bom bunuh diri dan semisalnya- bukan perkara yang salah, alias hasil ijtihad yang harus dihargai dan layak untuk diberi pahala [?!] Sampai-sampai salah seorang tokoh mereka di negeri ini berkata, “Menurut saya mereka adalah mujahid. Dan apa yang mereka lakukan itu merupakan hasil ijtihad mereka. Walaupun saya tidak sependapat dengan -hasil ijtihad- mereka.” Inilah ucapan gembongnya Khawarij di negeri ini!

Ketika menjelaskan biografi ringkas Imran bin Hitthan -salah seorang perawi hadits yang terseret paham Khawarij- Ibnu Hajar berkata, “al-Qa’adiyah adalah salah satu sekte dari kelompok Khawarij. Mereka berpendapat sebagaimana pendapat Khawarij, namun mereka tidak ikut melakukan pemberontakan. Akan tetapi mereka menghias-hiasi/menilai baik perbuatan itu.” (Hadyu as-Sari, hal. 577). Sebelumnya, Ibnu Hajar juga menukil ucapan Abul Abbas al-Mubarrid, “Imran bin Hitthan adalah gembong kelompok al-Qa’adiyah dari aliran Shafariyah. Dia adalah khathib/orator dan penya’ir di kalangan mereka.” (Hadyu as-Sari, hal. 577). Imran bin Hitthan inilah yang meratapi kematian Abdurrahman bin Muljam -sang pembunuh Ali bin Abi Thalibradhiyallahu’anhu- dengan untaian bait-bait sya’irnya yang heroik. Dikisahkan bahwa pada akhir hidupnya dia kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan paham Khawarij, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Zakariya al-Mushili di dalam Tarikh al-Mushil (lihat Hadyu as-Sari, hal. 577,578, lihat juga Tahdzib at-Tahdzib [8/128] as-Syamilah)

Ibnu Hajar mengatakan,

والقَعَدية الذين يُزَيِّنون الخروجَ على الأئمة ولا يباشِرون ذلك

“al-Qa’adiyah adalah orang-orang yang menghias-hiasi perbuatan pemberontakan kepada para pemimpin -umat Islam- dan mereka tidak ikut terjun langsung dalam tindakan tersebut.” (Hadyu as-Sari, hal. 614 cet Dar al-Hadits)

as-Syahrastani mengatakan,

كل من خرج على الإمام الحق الذي اتفقت الجماعة عليه يُسمى خارجياً سواء كان الخروج في أيام الصحابة على الأئمة الراشدين أو كان بعدهم على التابعين بإحسان والأئمة في كل زمان

“Setiap orang yang memberontak kepada pemimpin yang sah yang disepakati oleh rakyat sebagai pemimpin mereka maka dia disebut sebagai Khariji (kata tunggal dari Khawarij). Sama saja apakah dia melakukan pemberontakan itu di masa sahabat masih hidup kepada para pemimpin yang lurus atau setelah masa mereka yaitu kepada para tabi’in yang senantiasa mengikuti pendahulu mereka dengan baik serta para pemimpin umat di sepanjang masa.” (al-Milal wa an-Nihal [1/28] as-Syamilah)

Salah satu pemikiran Khawarij yang berkembang saat ini -terutama di kalangan sebagian pemuda Islam yang bersemangat tapi tanpa ilmu- adalah pendapat yang membolehkan -tidak harus- untuk memberontak kepada pemimpin muslim yang zalim (lihat mukadimah kitab al-Khawarij wal Fikru al-Mutajjaddid karya Syaikh Abdul Muhsin bin Nashir al-Ubaikan, hal. 6). Sebagaimana pula keterangan semacam ini pernah kami dengar dari perkataan Syaikh Abdul Malik Ramadhani dalam sebuah rekaman video ceramah beliau ketika memberikan pelajaran kitab asy-Syari’ah karya Imam al-Ajurri.

Inilah sekelumit nasihat dan pelajaran bagi kita semua. Semoga masih ada telinga yang mau mendengar dan hati yang masih mau menerima kebenaran. Sebagian sumber tulisan ini kami ketahui dari buku Madarik an-Nazhar fi as-Siyasah karya Syaikh Abdul Malik Ramadhani, serta bukuMereka adalah Teroris susunan Ust. Luqman Ba’abduh, semoga Allah menerima amal kita dan mereka, serta mengampuni dosa kita dan mereka.

Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan karuniakanlah kepada kami ketaatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami yang salah itu salah, dan karuniakanlah kepada kami keteguhan sikap untuk menjauhinya. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Yogyakarta, 17 Sya’ban 1430 H

***

Penulis: Ustadz Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Kirim Komentar




Mohon memberikan komentar yang sesuai dengan topik artikel. Komentar Anda akan kami review dahulu sebelum ditampilkan.

31 Komentar

  • Coba dakwah spt ini masuk ke desa2. Saya yakin banyak pemuda2 desa itu yg tidak akan memilih menjadi pelaku bom bunuh diri. Sayangnya, mereka (para khawarij itu) dalam berdakwah selalu memprovokatori jiwa para pemuda yg karena masih muda, amat semangat tp sayangnya amat labil dan jg ilmunya kurang, jdnya para pemuda itu menerima mentah2 dakwah mereka.

    Sungguh benar, kita harus berilmu dulu sblm beramal. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa2 mereka dan menunjukkan mereka (yg masih hidup) ke jalan yg benar. Sungguh, mereka tidak layak mati muda karena masa depan mereka masih panjang. Mereka adalah generasi penerus bangsa dan umat ini jika mereka kembali ke jalan yg benar.

  • Subhanallah…smga dgn ini bisa membuka mata kaum muslimin utk tdk bersikap phobia thdp Islam…

  • Semoga kita dapat terus menuntut ILMU Agama yang sesuai dengan pemahaman Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, dan orang-orang yang mengikutinya.
    Dan semoga Pak Polisi (DENSUS-88) bisa bekerja dengan kemampuan terbaik mereka untuk memberikan keamanan negeri Indonesia,,,
    (jangan lupa berDo’a Pak Polisi).

  • Subhanallah…informasi yg sangat bermanfaat. Saya izin utk dibagikan kpd teman2.

  • Jazakallahu khairan ustadz
    Semoga saudara-saudara kami yang pro “jihad ala teroris” sudi kiranya membuka sedikit mata hatinya. Semoga dengan sebab membaca artIkel ini mereka mendapatkan hidayah untuk kembali kejalan yang Allah Ta’ala ridhai

  • bagus dan cukup menarik bisa jadi masukan bagi kaum yang pengetahuan agama nya sangat minim.. good luck gooo islam

  • Mohon penjelasan utk syarat berijtihad no 3 ustad : muthlaq,muqayyad,bisa membedakan nash,zhahir & mu’awwal,mujmal &mubayyan,manthuq & mafhum..jzklhn

  • Alhamdulillah..
    mohon izin u sharing dng tmn2 mell FB..
    semoga bermanfaat..
    Jazakummulahu khoiron

  • artikel yang sangat bagus, bolehkan saya sebarkan.

  • Alhamdulillah. Artikel ini sangatlah baik untuk disebarkan untuk memberikan pemahaman yang benar tentang Islam karena selama ini banyak pemuda-pemuda yang haus akan pengetahuan agama dijebak oleh para teroris (Kaum khawarij) dalam memahami Islam khususnya tentang jihad.
    Kaum khawarij tersebut memiliki penampilan yang sangat menipu mirip orang yang sudah mantap betul pemahaman agamanya yang laki-laki berjenggot sedang istrinya berjilbab besar dan bercadar sehingga membuat orang2 yang betul pemahaman agamanya terkena imbasnya yaitu stigma negatif dari lingkungannya bahwa laki2 yang berjenggot dan perempuan yang berjilbab besar dan bercadar dianggap memiliki pemahaman sama dengan kaum khawarij tadi. Hendaknya hal ini segera diluruskan.

  • Allohu yubaarik fiikum jamii’an,moga materi semisal ini memberikan pemahaman kepada orang-orang yang masih saja tidak senang dengan pemimpin(penguasa) mereka.Allohumma ashlih wulaati umuurinaa,

  • Alhamdulillaah….Semoga artikel ini bisa memberikan pemahaman yang benar terhadap orang2 yang masih ragu.Karena selama ini umat islam sendiri seakan terpecah menjadi 2 kelompok.Kelompok yang pro jihad ala teroris dan yang kontra.

    Pengamatan saya pribadi,yang pro kebanyakan adalah orang yang masih dangkal pemahaman terhadap syariat Islam,mereka menganggap darahnya orang kafir adalah halal,itu saja,tanpa ada pemahaman yang lebih mengenahi hal tersebut.Sehingga mereka membenarkan pengeboman tersebut dengan dalih yang menjadi target adalah orang kafir (Amerika).

    Sedangkan orang yang berilmu (Kyai,ulama )yang benar-benar paham dengan syariat Islam menilai lain.Karena mereka paham apa makna jihad sesungguhnya,dan bagaiman cara jihad yang sesuai dengan syariat serta elemen-elemennya.Tidak asal main bunuh-bunuhan walaupun yang mereka bunuh adalah kafir.

    Saya sangat setuju dengan isi artikel ini,Semoga ini bisa menjadi pencerahan bagi kita semua dan bagi orang yang masih ragu dan bingung tentang masalah teroris di negri ini.Dan semoga menjadi amal sholeh bagi penulis artike ini.Terima kasih.Wassalam.

  • lindungi kaum muda bangsa dari pemahaman yang tidak tepat mengenai JIHAD…..salam.

  • assalamualikum
    alhamdulillah,…
    terima kasih atas ilmunya, mohon ijin untuk di unduh dan disebarluaskan. terima kasih
    wassalamualikum

  • assalaamualaikum mas ari..ana sekarang ada cilacap kebetulan pas koas di sini..jujur..ana sedih saat ana membaca suara merdeka terbitan bulan agustus (afwan ana lupa tanggalnya-tapi bisa dicek via website kok)yang mengatakan bahwa akar dari terorisme adalah pemahaman syaikh muhammad bin abdul wahhab..sungguh ana sedih mendengar ini,apalagi dalam tulisan tersebut (yang ditulis oleh mahmudi asyari)..bahwa info ini didapatkan dari mantan kepala BIN..padahal hal itu tidak benar syaikh muhammad bin abdul wahhab tidak pernah mengajarkan sikap khwarij sedemikian..ana marah membaca koran ini..ini adalah suatu fitnah yang sangaat besar..menurut antum..bagaimanakah kita seharusnya bersikap atas berita ini?jazakumullah khairan katsir. wassalaamualaikum

  • Berandal2 teroris dibentuk dan dikembangkan oleh musuh2 tauhid, gembong2 kesyirikan yg tujuan mereka untk menohok dan mencemarkan nama dakwah tauhid. Tapi makar mereka tdk akan berarti apa2 insya ALLOH.

  • Memang betul.. Penjahat2 Khawarij masa kini yg kerjaannya ngebunuhin org muslim&kafir dzimi,muahad adalah musuh tauhid dan Islam.. Melalui tangan2 kotor&mulut2 busuk kaum khawarij tersebut tercorenglah wajah kaum muslimin, terhinalah sunnah2 Rasul, diolok2lah wanita muslimah yg menutup aurat sesuai dgn syar’i, dan dijadikan senjata yg ampuh oleh kaum liberalis radikal & media2 tv,koran utk mencitrakan islam sbg agama teroris.
    Sudah saatnya ahlusunnah bersatu utk melawan kaum khawarij masa kini.

  • Tambahan:
    Bahkan para khawarij teroris tsb sangatlah memusuhi manhaj salaf ahlusunnah&menghina para ulama ahlussunnah dgn hinaan yg buruk, jelek, rendah&jg mengkafirkan pemerintahan kaum muslimin seperti Indonesia, Malaysia,Brunei, Bahkan Saudi Arabia&negara jazirah Arabia.. Sehingga negara2 tsb hrs di bom dgn bom bunuh diri/bom mobil&”mati syahid”..yg lbih celakanya gembong ruwaibidhah di Indonesia mengatakan bahwa ngebom adalah ijtihad mereka(si teroris khawarij) yg bisa benar bisa salah naudzubillah

  • saya minta izin untuk copy artikel yg ada, insyaALLAH tidak ada yg saya kurang/tambah berikut saya cantumkan penulis,saya baru belajar
    trimakasih

  • Janganlah kita terpancing dan ilmu dan pemahaman tentang agama kita ternodai oleh propaganda barat dan musuh2 islam…terorisme dan bom bunuh diri bukanlah cara2 yg diajarkan oleh Rosulullah…itu udah jelas…Qt yg mengerti jgn sampe terpancing oleh istilah2 yg distempkan kepada para pelaku bom bunuh diri dan terorisme….

  • asslamualaikum. situs ini , “muslim.or.id” sangat layak dibaca ditengah merosotnya keinginan belajar ilmu islam sesuai dengan yang diajarkan rasulullah salallahualaihiwasallam. termasuk perihal terorisme ini. alangkah baiknya jika kita mengurangi menonton televisi, baca koran atau majalah yang sebagian besarnya tidak bermanfaat bagi kita. tetapi menggunakan sebagian waktu kita untuk menuntut ilmu islam. Sebelum memvonis sesuatu apakah sesuai islam atau tidak, perbanyaklah bertanya atau menggali ilmu dari sumber-sumber terpercaya. Nah, muslim.or id insya Allah salah satu media terpercaya saat ini. syukron.

  • islam adalah rahmat bagi semesta alam,jadi jangan lah sekali kali kita semua terjebak dalam suatu jaringan jihad yang susah membawakita kembali kejalan yang diridhoi oleh alaah swt,masih banyak jihadyang saya sarankan
    1.mencari nafkah buat anak istri
    2.menyebarkan ajaran islam
    percaya lah wahai saudaraku apa yang telah mereka lakukan dengan cara pemboman itu adalah kesalahan terbesar dalam hidup mereka,mereka membunuh karna dasar kebencian pada suatu bangsa tanpa melihat siapa yang di bunuh nya,ingat kita sama semua bersaudara…………keturunan nabi adam,mungkin kah kita kembali kejalan kesesatan…………………stop jihad yang aneh aneh mari kita pererat tali silaturahmi……….moga allah mengampuni saudara kita yang ter sesat……..amin

  • kasihan para ikwan yang salah sangka…apakah mereka tidak memikirkan nasib keluarga yang mereka tinggalkan dan keluarga yang mereka bunuh….walahualam

  • memang saya tidak setuju dangan cara mereka, tapi mereka lebih punya keberanian untuk mengamalkan apa yang mereka pelajari (walau hanya Allah sajalah yang berhak mengatakan apakah mereka benar atau salah), wahai saudara-saudaraku perlu kalian ingat, didalam diri kalian mengalir darah yang Allah berikan, terdapat jiwa yang Allah tiupkan dan sekarang lihatlah islam kamu sedang dijajah oleh orang orang yahudi yang membunuh nilai nilai islam dalam diri setiap orang muslim, sehingga seorang muslim menjadi asing bahkan takut berislam dengan islam yang sebenarnya…. bangkitlah wahai orang orang yang menganggap muhammad itu rasul Allah. pesan saya jangan malu dan takut berislam karena nabi muhammad tidak pernah malu dan takut dalam berislam…dan wahai orang orang yang berilmu, janganlah kalian menyembunyikan apa yang hak yang datang dari Allah, kalau memang hak maka sampaikanlah walau nyawamu taruhannya…

    assalammualaikum warahmatullah wabarakatuh

  • asslamu’alaikum..
    semoga rahmat allah selalu tercurahkan pada hambanya yang shalih,
    semoga website ini terus mendapat berkat dari allah dan terus
    menebarkan ilmu2 yang yg bener adanya dari alquran dan hadist,
    hingga saat ini aku bingung dengan pemikiran-pemikiran yg di tuliskan website arrahamah.
    mereka mengatakan bom jihad seperti kemarin itu adalah sebuah
    kebenaran,bahkan saat hadir di tv one.mereka lantang mengatakan
    itu adalah kebenaran.lalu seperti apakah pemahaman jihad para
    penulis di web arrahmah?? %^&#@^)% tanya kenapa??
    by.HAMBA MISKIN IMAN.MISKIN ILMU.BANYAK DOSA.SUSAH BNGT MAU TOBAT

  • Bersabar adalah jalan yg lebih baik. Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita umur bukanlah untuk mati sia2, melainkan untuk beribadah kepadaNya dan Insya Allah, Dia akan menghapus dosa2 kita. Bekalilah dan mantapkanlah diri terlebih dulu dengan Qur’an dan Sunnah Rasulullah sebelum kita menjadi mujahid.

    Sungguh kawan, waktunya akan tiba untuk menjadi mujahid. Bersabarlah

  • Untuk ukhti fitria sholeha..
    Pernyataan anti” tp mereka lbh py keberanian mengamalkan apa yang mereka pelajari, walau hanya Allah sajalah yang berhak menetukan apakah mereka benar atau salah” . sekilas kalimt ini terdengar indah tapi sbenarnya menyimpan byk kekeliruan
    1. Seolah2 kalimt diatas merendahkan keberanian berjihad orang yang menentang aksi teroris. Wahai ukhti bukankah ilmu itu sblm amal dan perbuatan? Lantas apa yang pantas diacungi jempol untuk orang jahil tapi sok berani beramal??! Bahkan mengklaim dirinya akan mati syahid??! Bukankah Allah Ta’ala berfirman:
    “katakanlah (muhammad),”apakah perlu Kami beritahukan kpdmu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?” yaitu orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya”.alkahfi:103-104. tahukah anti bahwa ulama ulama salaf yang masyhur, mereka adalah seorang mujahid sejati. Spt syaikhul islam ibn taimiyah, syaikh muhammad bin abdul wahhab, syaikh utsaimin, namun mrk menyembunyikan amalnya, tdk pernah mengklaim dan memvonis diri sbg syuhada,,,padahl bliau-bliau- rahimahumullah- jg menentang aksi teroris?!
    2. Maslah jihad adalah masalah yang memiliki dalil qath’i(pasti), tdk ada ruang untuk berijtihad didlmnya. Allah menjelaskan hukum 2 jihad secara gamblang, secara terang benderang bagaikan matahari di siang hari. Shg orang yg menyelisihi dalil dia salah dan mendapat hukuman, sebaliknya orang yg mengikuti dan tunduk kpd dalil ia akan selamat dan mndapat pahala. Jadi ngga harus nunggu pengadilan Allah dipadang mahsyar,krn di dunia sudah jelas mana yang benar dan mana yang salah.

  • bagi yg ingin tahu jihad yg syar’i silahkan buka http://www.jihadbukankenistaan.com, bagi yg ingin tahu manhaj/aqidah yg tukang ngebom itu (yg mereka namakan “bom syahid”, padahal yg benar adl “bom bunuh diri”) silahkan buka http://www.merekaadalahteroris.com
    smg bermanfaat

  • silakan dengarkan da download rekaman kajian ustadz Dzulqornain dengan teman ISLAM MEMBAWA KEDAMAIAN, BUKAN TEROR
    semoga bermanfaat
    http://salafiyunpad.wordpress.com/2009/08/19/download-audio-islam-agama-kedamaian-bukan-teror-fadhillatul-ustadz-dzulqornain-penting/

  • “Setiap orang yang memberontak kepada PEMIMPIN YANG SAH YANG DISEPAKATI OLEH RAKYAT sebagai pemimpin mereka maka dia disebut sebagai Khariji (kata tunggal dari Khawarij)”…

    Ane benci Khowarij , tapi : أعوذ بالله jika ane termasuk dari RAKYAT YANG SEPAKAT KEPADA PEMIMPIN YANG MENGGANTI MANHAJ AL HAYAT AL ISLAMIY dengan QOWANIN WADH’IYYAH… ikhwah dan akhwat sekalian pernah baca Fatwa Asy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin -rahimahullah- tentang HUKUM MENGGANTI ATURAN HIDUP ISLAM dengan QOWANIN WADH’iYYAH??? silahkan baca di FATAWA MU’ASHIROH.

  • But… of Course, NGEBOM DENGAN CARA-CARA SEPERTI ITU ADALAH SALAH!!! Wahai Akhi yang ngebom semoga Allah memaafkanmu… dan dan calon pengebom, urungkan niat mu jika ngebomnya masih dengan DASAR KELIRU diatas… Belajarlah cara berJihad yang Benar… dengan TETAP WASPASDA akan Virus Irja` dan Penyakit Faqidul Ghiroh Tamaman, oh satu lagi: penyakit Angkat Telor Sama Orang KAfir.